Aturlah waktumu, jangan biarkan waktu yang mengaturmu

Manajemen waktu setiap orang berbeda. Dengan waktu yang sama, 24 jam, namun prestasi setiap orang berbeda. Ya salah satu penyebabnya adalah manajemen waktu mereka yang berbeda itu.

Ternyata masih  banyak orang yang bingung mengatur waktu, padahal ada orang yang amanahnya cuma kuliah tapi ia masih bertanya-tanya bagaimana caranya mengatur waktu. Termasuk saat saya menjadi pembicara pada acara kamifa awal tahun 2011 ini yang bertema, “Islam, kuliah dan organisasi”

Di kampus, mungkin saya bukan orang yang paling efektif mengatur waktu ada banyak orang yang saya contoh dalam manajemen waktunya di kampus. Namun setidaknya dengan pengalaman hampir empat tahun di kampus ada beberapa yang bisa saya bagi.

Berikut beberapa tips yang saya sampaikan pada peserta acara waktu itu :

1. Buat jadwal pekanan rutin

Yang ini pasti sudah banyak orang yang melakukan, jadi kita sudah punya satu pegangan dalam beraktivitas. Jadwal rutin yang memang tidak bisa fleksibel kita lakukan seperti kuliah, mentoring, praktikum, sholat, jadi asisten lab dsb. Buat saja tabel pekanan.

2. Buat jadwal harian

Jadwal harian saya adalah lebih sebagai reminder, karena biasanya agenda-agenda yang tidak tertera di jadawa rutin. Misal hari ini harus ke sarpras farmasi untuk ngurus alat lab, sms anggota organisasi, ikut kajian aa gym, jadi asisten lab fisiko, nulis blog. Beberapa jadwal rutin juga dimasukkan bila takut lupa, bisa pakai notes atau hp. Nanti kalau sudah selesai dilakukan, agenda tersebut dicontreng,  lega sekali rasanya.

3. Jangan biarkan waktu mengaturmu

Nah ini yang mungkin tidak banyak orang melakukan. Buat saya, saya harus menjadi  orang yang paling diuntungkan dalam setiap pengaturan jadwal. Misal di akademik, kalo mau ambil kelas kuliah, mau ambil asisten lab dst saya pilih yang bisa satu hari, jadi misal saya ada 2,5 hari buat agenda akademik nah sisanya kosong, jadi kuliah sebenarnya Cuma 2,5 hari sepekan. Atau saat kita berkelompok, misal ikut lomba, kerja kelompok, praktikum dsb, saat pengaturan waktu saya biasanya ikut menentukan, kalo bisa jadi ketua kelompok, diktator dikit  ^_^. Sama juga saat di organisasi, saat tidak ada kuliah, saya hampir tidak pernah ke kampus bila hanya satu agenda, rapat misalnya (jika memang tidak mendesak). Biasanya sekalian ada agenda lain, kalo memang tidak ada agenda lain, saya menolak datang bila hanya ada satu agenda yang saya rasa tidak begitu penting, apalagi saya sebagai objek. Jadi kitalah yang mengatur waktu, bukan waktu yang mengatur kita.

4. Skala prioritas

Ini juga pasti sudah jelas. Lakukan pekerjaan dari yang paling penting dan mendesak, baru mendesak, kurang penting, lalu penting tapi tidak mendesak dan terakhir tidak penting dan tidak mendesak. Silakan cari sendiri contohnya. Relatif setiap orang. Saya pernah belajar untuk ujian sampai mengakhirkan organisasi, namun pernah juga tidak belajar untuk ujian karena harus rapat satu hal penting di organisasi sampai malam, saya juga pernah ga kuliah karena ikut seminar, ya setiap orang berbeda prioritasnya.

5. Bila bisa 5 menit kenapa harus satu jam?

Yup, tips ini nyambung dengan efisiensi waktu kita. Kalo memimpin rapat organisasi saya orang yang cepat. Rata-rata satu jam selesai, paling lama 2 jam. Contoh lagi saat belajar tes awal, banyak orang belajar 1 jam, 2 jam, 3 jam hanya untuk tes awal praktikum yang persentasenya kecil sekali. Bagi saya 15 menit sudah cukup buat belajar, karena waktu-waktu yang lain bisa kita gunakan, missal tilawah, oahraga dsb.

6. Setiap menit penting

Kadang kita mengabaikan waktu luang yang sebentar. Manfaatkan saja, misal saat di angkot dari kos ke kampus 10 menit, kita bisa pakai buat baca-baca kok, atau sehabis sholat dhuhur dan tilawah ada 15 menit sebelum kuliah, kita bisa gunakan buat tidur dulu bila semalam kurang tidur. Tidur siang dianjurkan Rasulullah kan ya. Sering kan, 2 menit sebelum ujian baca-baca catetatn, eh ternyata itu yang keluar.

Benar, waktu kita tidak sekedar kuliah. Bagi saya tidak masalah bila harus telat 10 menit masuk kelas karena ada rapat dulu di Salman, toh peraturan kelas bilang telat bisa 15 menit. Atau saya tidak apa-apa bolos kuliah sekali karena ada seminar yang diisi oleh pengusaha sukses, toh boleh dua kali tidak masuk. Saya ingin IP cumlaude, tapi saya pastikan bahwa target minimal saya adalah IPK tidak kurang dari 3, karena saya memang tidak punya cita-cita menjadi dosen, namun menjadi pengusaha dan bekerja di industri yang memang cukup dengan IPK diatas tiga namun dengan pengalaman manajemen organisasi, seminar-seminar, soft skill dsb. Bukan dengan IPK cumlaude tapi tak pernah sekalipun jadi ketua panitia, organisasi dsb. Terlebih lagi tujuan utama hidup saya bukan hanya sekedar lulus ITB, namun menjadi orang yang sukses didunia dan akhirat.

Terkait target dan usaha, tentu kita selalu lakukan yang terbaik, yang ideal adalah kita menjadi ketua organisasi, aktivis, kajian agama banyak, entrepreneur mulai dilatih, IP cumlaude dst, itu juga target saya, namun saat hal itu tidak tercapai, maka target IP diatas 3 telah cukup bagi saya dari pada harus mengorbankan semua yang lain.

Tidak apa-apa ada orang yang bilang kok IP kamu antara tiga dan tiga koma, kok TA kamu baru mulai sekarang, kok nilai kuis kamu 50. Karena ini memang pilihan. Karena ada juga orang yang bilang, kok kamu bisa berkali-kali jadi ketua panitia, jadi ketua organisasi, jadi pengurus organisasi besar, banyak ikut seminar, bisa jadi trainer, pernah ikut lomba dan menang, olahraga rutin dan bisa beberapa olahraga, belajar agama rutin, tilawah rutin, jadi asisten lab setiap semester, bekerja dan berlatih wirausaha tapi IPK masih diatas tiga.

Yup saya memilih mengatur waktu saya untuk melakukan banyak hal dan semua berhasil dibanding satu hal dan itu berhasil. Saya lebih memilih aktif di akademik, organisasi, pembinaan keagamaan, entrepeneurship daripada hanya aktif di akademik. Saya lebih memilih membuat CV saya menjadi 20 halaman dengan IPK antara 3 dan 3,5 dari pada CV saya cuma tiga lembar dengan IPK diatas 3,5.

Dan yang lebih penting adalah apa yang terlihat di mata Allah bukan apa yang terlihat dimata manusia.

8 responses to “Aturlah waktumu, jangan biarkan waktu yang mengaturmu

    • Ah, akang mah berlebihan ni mujinya, hehehe..
      Belum tahu aja semester ini saya gimana..T.T

      Kang, saya bingung sama pernyataan yang ini..
      Sampe semingguan saya mikirin..

      “Sama juga saat di organisasi, saat tidak ada kuliah, saya hampir tidak pernah ke kampus bila hanya satu agenda, rapat misalnya (jika memang tidak mendesak). Biasanya sekalian ada agenda lain, kalo memang tidak ada agenda lain, saya menolak datang bila hanya ada satu agenda yang saya rasa tidak begitu penting, apalagi saya sebagai objek.”

      Nah, saya termasuk orang yang suka bimbang kalau misalnya harus ke kampus tapi cuman ada satu agenda aja kang..
      Kalau lagi ‘baik’ mah dateng..
      Terus, maksudnya saya sebagai objek apa kang?

      • semester 3 sama 6 di farmasi mah wajar kalo IP turun dikit, yang penting di semester lainnya tetep cumlaude ^^.. itu buat saya pribadi sih, maksudnya jadi objek tu bila saya jadi peserta suatu acara, bukan panitianya. Pilihan pertama kalo saya akan cari agenda lain biar ga cuma satu agenda, yang kedua biasanya saya izin klo memang agendanya ga urgen untuk saya datang.

  1. assalaamu alaikum…

    wah senang sekali membaca tulisan adik2 yang inspiring dan luar biasa ini…..
    terimakasih ya telah berbagi tulisan dan blog yg amazed ini…

    it’s been 11 years ……..
    semua kenangan saat kuliah: menemukan sahabat2 baik, lingkungan terbaik, perpisahan, sorrow, joyful, farmasi pedesaan
    semuanya tiba2 hadir kembali
    ah…. benar sekali ternyata hal yang paling jauh di dunia adalah masa lalu
    seberapa keras kita berlali mengejarnya, tetap tidak akan terkejar…

    selamat menikmati masa kuliah dan persahabatan yaa

    Reza Andrisandi Fa2K
    081809091915
    reza.andrisandi@gmail.com
    reza.andrisandi@yahoo.com

Tinggalkan komentar